FF EXO : BLACK PEARL Chapter 12-A

bp-4

Author : Printa Yong Ae (@bukanprinta)

a/n : mian cuman dikit 😦 aku nggak mau bikin readers aku kecewa garagara kelamaan update. jadi walaupun dikit aku tetep belabelain update :p maaf juga ya kalau chapter ini mengecewakan. Selamat membaca ^^

——————————————————————

Sebelumnya….

“Eomma?” Hyera memanggil ibunya dengan ragu.

“kau tidak boleh berada disini, Shin Hyera! Kau melanggar peraturan! Jika kau tetap berada disini, maka aku akan membunuhmu! Kau harus mati terlebih dahulu, Hyera-ya! Ini tempat para arwah!”

Hyera ingin menangis rasanya, melihat ibunya menggertaknya seperti itu. Ia ingin kembali, tapi ia tidak tau kembali kemana. Seperti tidak ada jalan keluar dari sini.

“Eomma! Aku merindukanmu! Aku bahkan tidak melihatmu sejak lahir! Aku hanya melihatmu di foto peninggalan ayah! Ini sangat tidak masuk akal jika eomma mengusirku hanya karena aku belum mati!” Hyera menangis dengan keras.

“tidak, nak. Jangan keluarkan air matamu itu kepadaku. Aku bukan wanita baik-baik jika mengetahui keberadaanmu disini adalah salah. Aku harus menegakkan keadilan. Kau harus mati, atau kau harus kembali ke tempat asalmu.”

BLACK PEARL 12-A

“ijinkan aku untuk berbicara denganmu sebagai seorang anak dan ibunya. Aku sangat ingin mengetahui siapakah ibuku sejak aku lahir. Dan ketika dewasa, aku tau kalau ibuku ternyata sudah meninggal. Dan kali ini, aku sudah bisa bertemu denganmu, Bu. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja.”

Hyera terjatuh dengan lutut terbentur tanah dengan keras. Bisa dipastikan jika lututnya berdarah, atau mungkin hanya memar saja. Tapi tentu saja itu sakit.

“Shin Hyera! Aku sangat menyayangimu, lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Tapi, kau tengah berada di duniaku. Ini dunia yang menakutkan. Kau tidak akan pernah kembali jika diketahui oleh penduduk disini.” Ibunya menghampiri Hyera yang masih terduduk diam.

Kemudian beliau mengeluarkan sebuah kantung berisi air. Ibu Hyera dengan lihai memainkan air itu dengan tangannya. Ya, tangan kosong. Hyera terkejut, tentu saja. Ia tidak pernah mengira jika ibunya bisa seperti ini.

Air-air itu melayang di udara, kemudian berjalan perlahan menuju lutut Hyera yang mulai membiru dan kotor terkena tanah. Hyera memejamkan matanya, sangat terpejam. Ia tidak kuat merasakan sakit seperti ini. Tapi, ibu Hyera mengobati tanpa rasa sakit. Lututnya tidak sakit walaupun terkena oleh air yang dilayangkan oleh ibunya.

Hyera membuka matanya, menatap ibunya yang mulai menyimpan kembali kantung itu. Ibunya menatapnya dan juga ikut tersenyum. Mereka berdua kemudian berpelukan hangat. Ibunya tidak lagi membentak seperti tadi. Dan Hyera juga tidak menangis seperti tadi lagi.

Kemudian, Hyera bercerita tentang ia bertemu dengan Luhan. Ia bercerita banyak hal kepada ibunya. Ia tertawa bersama ibunya, Hyera terlihat nyaman berbicara dengan ibunya. Sedangkan Sungyeol dan Woohyun hanya ikut duduk mendengar cerita Hyera.

“tunggu-tunggu, kau bilang kau bertemu L? Kim Myungsoo?” Sungyeol dengan cepat merespon ucapan Hyera barusan. Woohyun yang baru sadar ikut terkejut dan menatap Hyera.

“Kim Myungsoo?”

“aku bertemu dengannya. Ia benar-benar jahat. Tapi kurasa ia berbuat jahat karena suruhan dari Ratu Yuri.” Hyera mengendikkan bahunya acuh. Ia terlihat benar-benar tidak suka dengan L.

“jahat? Myungsoo tidak jahat! Dia adalah sahabat kami!” Woohyun tiba-tiba membentak Hyera ketika Hyera berkata L adalah orang jahat.

“sungguh! Mana mungkin aku berbohong.” Hyera menatap keduanya bergantian. Kemudian, Hyera menatap ibunya. “apakah ibu kenal dengan L juga?”

“tentu saja tidak. Tapi, ibu mendengar cerita tentangnya lewat mereka berdua. Sepertinya memang benar Sungyeolie dan Woohyunie teman dekat L. mereka bahkan kadang kupergoki menangis bersama sambil menyebutkan nama L.” ibunya menatap Sungyeol dan Woohyun iba. Tapi yang ditatap malah menampakkan wajah malu.

“kami tidak menangis!”

“apa kalian juga mengenal ratu Yuri?” Hyera berkata sambil menaikkan alisnya. Ia mengetahui perubahan mimic wajah Sungyeol dan Woohyun.

Woohyun dengan marah berkata, “ialah yang membuat kami berdua berada disini dan meninggalkan uri Myungsoo disana sendirian! Dia adalah wanita terjahat yang pernah kami temui ketika kami hidup!”

“dia memasukkan sebuah cairan mematikan dalam minuman kami, dan memberikan minuman yang normal kepada Myungsoo. Dia dengan sengaja melakukan itu karena Myungsoo lah yang paling bisa diandalkan. Myungsoo adalah anak yang polos. Pasti ratu Yuri berbuat yang tidak-tidak sama Myungsoo!” kini giliran Sungyeol yang berbicara.

“yang kulihat sekarang, tidak. Myungsoo tidak mempunyai sifat polos tersebut. Kini ia telah berubah menjadi liar. Tatapan matanya bahkan lebih mengerikan dari elang.” Ujar Hyera bergidik.

“aku ingin kau memberikan ini kepada Myungsoo.” Sungyeol mengeluarkan sebuah gulungan kertas kepada Hyera.

“apakah aku bisa membawa keluar benda dari sini?” Hyera menatap kertas itu, kemudian ia memasukkannya pada saku bajunya. Hyera kembali menatap Sungyeol.

“tentu saja bisa, bodoh. Kecuali jika kau sudah ketahuan oleh raja di alam ini.” Ujar Sungyeol sambil melipat kedua tangannya di dada.

“raja? Apa tempat seperti ini mempunyai raja?” Bukan Hyera namanya kalau tidak kepo.

“tentu saja ada.” Kini giliran Woohyun yang menjawab. “jika kau terus-terusan bertanya, waktumu akan habis disini. Lebih baik kau segera pergi.”

“lewat mana?”

Pertanyaan Hyera barusan membuat Woohyun dan Sungyeol terdiam. Benar juga, setahu mereka, jika ada orang asing masuk kesini, biasanya tidak bisa keluar lagi karena sudah ketahuan raja. Tapi, kali ini ibu Hyera yang menjawab pertanyaan Hyera.

“kapan kau akan pulang?” ibu Hyera mulai berdiri dari duduknya, disusul oleh Hyera dan kedua teman L.

“kupikir aku akan pulang sekarang, Bu. Aku merasa sudah terlalu lama disini. Takutnya teman-temanku khawatir.” Ucap Hyera sambil menatap ibunya dalam-dalam.

“tenanglah, nak. Pakailah kalung ini. Dulu aku ingin sekali memberikanmu kalung ini. Tapi, ibu tidak menyangka akan meninggal ketika melahirkanmu.” Ibu Hyera memberikan sebuah kalung dengan tiga liontin: dua buah bulatan berwarna abu-abu, dan sebuah segienam seperti lambang planet EXO.

Tunggu dulu, apa barusan? Lambang planet EXO?

“i-ini…. Ini lambang planet EXO, ‘kan?!” Hyera membulatkan matanya saking terkejutnya.

“oh? Kau sudah tau? Kupikir anak raja planet itu tidak akan mau mencari kedua belas ksatria di bumi. Baguslah kalau kau sudah tau.”

“tentu saja, bu! Aku bahkan jadi pemimpin perang nanti!” Hyera berkata dengan bangganya.

“hebat!” ibu Hyera memeluk Hyera dengan senyuman hangat, kemudian melepaskannya perlahan. “kau bisa berkomunikasi dengan ibu melalui kalung itu. Kau hanya menggosok lambang EXO yang ada ditengah bulatan itu beberapa kali, maka ibu akan menyahutimu dari sini.”

“terima kasih, bu. Sekarang tunjukkan padaku jalan pulangnya, bu. Aku akan pulang.” Hyera tersenyum secerah matahari sambil mengantongi kalung itu, bersama dengan kertas pemberian Sungyeol tadi.

Ibu Hyera berjalan menuju sebuah pohon besar di pinggir jurang. Beliau menaikkan kedua tangannya dan mulai menggerakkannya perlahan. Pohon tersebut mulai berputar pada batangnya. Kemudian batang besar pohon itu terbuka! Hyera bahkan menganga melihat bolongnya pohon tersebut.

“masuklah. Pejamkan matamu dan jangan bayangkan apapun!” ibu Hyera menyuruh anaknya masuk ke bolongan tersebut. Tapi, lewat lubang di batang pohon tersebut hanya terlihat sebuah awan. Jika kau hanya memasukkan kepalamu dan menengok ke bawah, maka kau akan melihat jurang yang sangat dalam.

“bu, kau menyuruhku masuk kedalam sana? Kau ingin aku mati, Bu?” Hyera tentu terkejut mendengar suruhan dari ibunya tadi.

Woohyun menjitak kepala Hyera keras, “anak tidak sopan! Sudah enak diberi tempat keluar malah seenaknya bicara seperti itu!”

“tapi, kau bisa melihatnya? Itu adalah tebing! Jika di logika, aku akan masuk ke lubang tersebut dan BAMM! Tentu saja aku akan mati dengan cantiknya di dasar jurang.” Balas Hyera.

“ibu mana yang tega membunuh anaknya sendiri? Kau bahkan anak yang tidak percaya pada ibumu sendiri. Mengacalah!” ujar Sungyeol, rasanya ia ingin makan anak manusia itu.

“waktumu tidak banyak, Hyera-ya. Kau tidak dapat selamat lagi jika raja di alam ini sudah melihatmu. Kau akan selamat asal kau mengikuti perintah ibu. Kau tidak boleh membayangkan apapun dan fokuslah!” ibu Hyera mengguncangkan bahu anaknya sambil menatap mata anaknya dalam-dalam. Ia meyakinkan Hyera agar Hyera percaya dengan perkataannya.

“aku mempercayaimu, bu.” Hyera memeluk ibunya untuk terakhir kali, “terima kasih, Bu. Terima kasih Sungyeol-ssi dan Woohyun-ssi. Aku akan menyampaikan pesan ini pada L.”

Hyera melepas pelukan dan mulai berjalan menuju lubang pohon tersebut. Seperti yang diperintah ibunya, selangkah sebelum ia benar-benar masuk ke lubang tersebut, ia memejamkan matanya. Ia memfokuskan pikirannya pada satu titik; ia ingin pulang. Hyera harus pulang secepat mungkin. Dengan yakin, Hyera melangkahkan kaki kanannya.

SWUSSS

Rasanya seperti kau berputar di mesin cuci! Kepalamu akan pusing dan merasa akan muntah!

Hyera mencoba membuka matanya perlahan. Telinganya menangkap suara-suara bising dari sekitarnya. Tentu saja Hyera penasaran dengan suara tersebut, ia kemudian memaksakan membuka mata secepat mungkin.

“dia sudah bangun, hyung!” Tao berteriak memanggil Kris untuk kembali.

“kau baik-baik saja? Apa kau merasa pusing? Kau ingat siapa kami?” Chen menghujani Hyera dengan pertanyaan yang banyak. “kau ingat siapa namamu?”

Para ksatria memandangi Chen dengan tatapan kau-ini-lebay-sekali. Tapi yang ditatap malah tidak menggubris, ia hanya memandangi Hyera yang masih terlalu pusing.

“jangan terlalu berdesakan begini, nanti Hyera susah bernafas.” Suho mengatur teman-temannya agar tidak terlalu mendempet Hyera. “nah, begini lebih baik. Aku rasa aku harus membuatkan sesuatu yang hangat untuk Hyera.”

“aku mau coklat hangat, hyung!” Chanyeol mengangkat tangannya seperti memesan pada pelayan café. Dasar tidak tau diri, padahal sendirinya pelayan café. Ck!

“kau pikir aku pembantumu. Bikin sendiri!” Suho melangkah meninggalkan ruang keluarga di rumah Sehun.

Ketika Hyera pingsan tadi, Chanyeol buru-buru membopongnya dan berlari tak tentu arah. Dia bahkan hampir membawa Hyera ke wismanya. Tapi, Sehun buru-buru mencegah dan menunggu supirnya menjemput.

Hyera mencoba duduk, dibantu oleh Kyungsoo dan Xiumin. Sementara yang lain duduk di lantai. Luhan menatap Hyera, matanya memicing ketika melihat sebuah cahaya terang dibalik kantong baju Hyera. Ia kemudian menatap Hyera lagi.

“apa kau membawa sesuatu?” Luhan bertanya dengan hati-hati. Terlihat sekali raut khawatir bercampur penasaran diwajahnya. “aku melihat sesuatu.”

“tidak.” Hyera masih belum sadar sepenuhnya. Ia seperti baru bangun tidur, nyawanya belum terkumpul. “..eh, aku bawa sesuatu! Aku bermimpi aku….”

“kau tertidur?!” Sehun melotot. “jadi kau tadi tidak pingsan?”

“jangan menyulut api, Sehun-a.” ujar Tao, menatap Sehun agak miring.

“aku tidak menyulut api.”

“itu artinya jangan memulai pertikaian, bodoh!” Jongin mulai kesal karena akhir-akhir ini Sehun agak sedikit lemot.

“aah. Ya, ya. Jadi, tadi kau ini tertidur atau pingsan?” Tanya Sehun, kembali pada topic permasalahannya tadi. Anak ini memang keras kepala.

“aku tidak tau. Tadi aku melihat banyak awan di dalam kedai es krim. Aku pikir akan hujan, tapi kemudian aku berpikir lagi. Mana mungkin mendung berada di dalam kedai?” Hyera berhenti sejenak, kemudian menyambut coklat hangat buatan Suho. “terima kasih, Oppa.”

Ia kemudian menyesapnya perlahan. Aroma coklat itu membuat Hyera ingin terus menyesapnya. Rasanya juga nikmat sekali ketika sudah berada di mulutnya. Ia bahkan hampir memejamkan matanya.

“ya! Lanjutkan ceritamu!” ucapan Sehun membuat Hyera hampir tersedak.

**

“kenapa kau selalu gagal dalam menjalankan tugasmu, bodoh!” perempuan berjubah merah itu menendang perut seorang lelaki tampan yang tergeletak penuh darah. “ini sudah kesekian kalinya dan kau masih belum bisa menyelesaikan satupun tugasmu.”

Lelaki itu hanya terbatuk-batuk. Energinya sudah habis. Ia dipukuli habis-habisan oleh para pengawal kerajaan karena suruhan dari Ratu Yuri. Dan wanita berjubah merah itu adalah Ratu Yuri. Wanita itu terlihat agak tua dan ringkih, tapi sifatnya yang arogan membuatnya terlihat menakutkan. Ia juga tidak segan-segan membunuh siapapun yang membuat hatinya dongkol. Dan hari ini, lelaki itu membuat hati Ratu Yuri dongkol. Lelaki itu adalah L.

“a..aku..aku…”

L mencoba memberikan penjelasan mengapa ia bisa gagal kali ini. Namun, Ratu Yuri terlihat jengah. Ia tidak mau mendengarkan satupun ucapan dari L. maka dari itu, ia terus menendang L sampai L mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.

Ratu Yuri melihat darah L muncrat ke jubah merahnya. Ini aneh. Padahal, jubah Ratu Yuri berwarna merah, tapi kenapa ketika darah L yang juga berwarna merah mengenai jubah Ratu Yuri, warnanya berubah menjadi hitam? Mata L meremang, sehingga ia tidak dapat melihat jelas apa yang baru saja terjadi. Raut wajah Ratu Yuri berubah tegang ketika jubahnya terkena darah milik L. ia langsung berlalu menuju kamar mewahnya, meninggalkan L yang tergeletak lemas di depan singgasana ratu.

**

“aha! Akhirnya terpecahkan sudah semua pertanyaan di kepalaku.” Luhan berseru keras ketika Hyera selesai menceritakan semuanya.

“pertanyaan apa? Tumben sekali hyung punya pertanyaan tapi hanya dipendam.” Sindir Sehun sambil melirik Luhan.

“tentang kalung itu. Hyera bilang ia tidak pernah mempunyai kalung seperti kita. Kalung dari planet kita. Dan ternyata kalung itu ada di suatu tempat yang siapapun tidak bisa kesana dengan mudahnya.” Kata Luhan dengan senyum secerah sinar mentari.

“kalung Black Pearl? Aku yakin kau pasti melihat sesuatu sebelumnya.” Suho juga melirik Luhan, seperti Sehun sebelumnya.

“aku melihat sebuah cahaya di sekitar dada Hyera. Itu terjadi ketika Hyera pingsan.”

“kapan Hyera pingsan? Aku tidak pernah melihatnya pingsan.” Ujar Jongin dengan was-was. Mukanya seolah-olah biasa saja, tapi sebenarnya ia khawatir.

“sebelum kami mengenalmu. Itu ketika Baekhyun dihajar habis-habisan oleh kawan-kawan Sehun.” Kata Luhan gentian melirik Sehun. Sehun hanya memutar bola matanya dan menatap ke arah lain.

“aku ingat itu. Tapi sepertinya aku tidak ingat tentang cahaya di dada Hyera.” Ujar Lay sambil mengernyitkan keningnya, ia mencoba mengingat-ingat dengan betul apa yang terjadi pada waktu itu.

“itu…. Hanya aku yang melihatnya. Aku melihat ekspresi wajahmu dan terlihat tidak mengetahui itu sama sekali. Padahal cahaya itu sangatlah terang. Bahkan mataku sempat terpejam karena tidak kuat melihatnya.” Kata Luhan menatap Lay.

“dan ternyata cahaya yang kau lihat itu adalah kalung black pearl yang ada di dalam dadaku, didalam diriku. Ada jiwa ibuku di dalam diriku!” seru Hyera bangga. “aku tidak akan pernah menghilangkan kalung ini.”

“kurasa jika kau menghilangkannya, kau masih punya satu lagi di dalam dirimu.” Kata Baekhyun.

Hyera mengangguk senang. Ia sepertinya sangat sayang dengan ibunya. Meskipun sampai sekarang ia tidak tau dimana ibunya dimakamkan, tapi bertemu dengan ibunya di tempat yang sangat tidak masuk akal membuatnya senang. Ibunya sangat cantik. Mengingat tentang tempat itu, Hyera jadi mengingat sesuatu. Sesuatu yang ingin dia ucapkan tapi sulit.

“ah!” Hyera memejamkan matanya. Mencoba mengingat apa yang terjadi waktu itu. “ah iya!”

Para ksatria langsung menatap Hyera lagi. Sebelumnya mereka hampir berpencar menuju ke kamar masing-masing. Ini sudah hampir tengah malam. Ternyata Hyera pingsan –atau tertidur?—cukup lama.

“apa yang terjadi?” ujar Chen mendekat. “kau merasakan sesuatu?”

“aku ingat sesuatu!” Hyera mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari saku bajunya. “ini… aku harus memberikan ini pada L!”

“ke-kenapa L? andwae! Kau tidak boleh bertemu dengan lelaki brengsek itu lagi!” Sehun melotot pada Hyera.

“dia tidak brengsek! Aku bertemu dengan kedua temannya di alam itu! Mereka bilang L adalah lelaki yang baik hati. Ia menjadi seperti ini karena ulah Ratu Yuri!”

“tidak! Pokoknya tidak boleh! Justru karena ia menjadi seperti ini, kau tidak boleh menemuinya! Meskipun sebenarnya ia adalah orang baik!” Jongin setuju pada pendapat Sehun sebelumnya.

“jebal. Aku memiliki perasaan buruk malam ini. Jika kalian tidak mau ikut, aku bisa pergi sendiri! Hanya malam ini saja!” Hyera masih memohon. Bahkan ia hampir menangis.

*

Kalau bukan karena mata Hyera yang hampir mengeluarkan air mata, Sehun tidak mau berjalan di jalanan malam yang dingin ini bersama Hyera. Ia juga dipaksa dan dihasut yang lainnya agar mau menemani Hyera menuju kerajaan.

“coba lihat isinya!”

“andwae!”

Hyera menjauhkan gulungan kertas itu dari jangkauan Sehun. Sehun mengernyit, ia mencoba mengambilnya lagi, tapi Hyera terus menjauhkannya dari jangakuan Sehun. Sampai akhirnya Sehun menyerah.

“dasar pelit!” Sehun menatap ke arah lain. Wajahnya terlihat sekali kalau ia sedang ngambek.

“bukan begitu. Ini milik orang lain. Aku hanya diberikan amanat untuk memberikan ini pada L. aku bahkan tidak tau apa isinya.”

“kalau begitu ayo lihat bersama!”

“ini privasi orang lain!” Hyera memukul kepala belakang Sehun dengan kepalan tangannya. Sehun hampir saja membalas kalau saja ia tidak tersandung sebuah kain.

“YA! Siapa yang menaruh gombal ini disini!”

-TBC-

Preview next chapter….

 

 

“kau dengar sesuatu?”

 

 

“hentikan itu!”

 

 

Sehun memeluk Hyera sambil meneteskan air matanya. Hyera hanya diam. Matanya terpejam, tubuhnya lemas tak berdaya.

 

 

Pertikaian itu semakin sengit! Zelo berubah menjadi monster! Mir dan Mr Park juga berubah menjadi jahat! Mata mereka berkilat merah! Tubuh mereka seakan-akan terbakar oleh api. Mereka bertiga kini berhadapan dengan para ksatria dari EXO Planet.

 

 

“kupikir kau berbeda…”

 

 

“aku punya permintaan yang harus dikabulkan kalian semua…. Tolong ikhlaskan aku.”

 

 

“ini semua salah! Kita tidak boleh seperti ini!”

7 respons untuk ‘FF EXO : BLACK PEARL Chapter 12-A

  1. Byunna berkata:

    Uwaaaa.. kereen :D.. Sehun perannya lucu di chapter ini.. makin penasaran sama lanjutannya.. semangat Printa.. :D.. Fighting

  2. Nandio berkata:

    Woohyun dan Sungyeol….keinget film “High School Love On”. mereka lucu bgt klo digabungin…..
    aduh Eonnie, jangan jadiin my Zelbaby monster…jadi takut deh
    kutunggu dengan sabar lanjutannya, fighting !!!

Tinggalkan Balasan ke penpen Batalkan balasan